Flickr Images


Laporan Praktikum
PTK 030. PENGAWASAN MUTU PAKAN (02)



METODE PENGAMBILAN & PENYIAPAN
SAMPEL PAKAN HIJAUAN


 
Oleh:
N a m a: Dedek Hermansyah
 B  P    : 1210612162
                         


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
SEMESTER GENAP 2014/2015






I. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Dalam sistem perkuliahan, praktikum merupakan hal penting yang harus dilaksanakan, terutama dalam mata kuliah yang menuntut keterampilan atau soft skill  dalam implementasinya. Teknik pengambilan sampel dan teknik analisa sampel hijauan pakan adalah salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang mahasiswa Fakultas Peternakan. Disamping itu kemampuan dalam mengetahui cara perhitungan kandungan zat
makanan berdasarkan BS, BKU dan BK harus dipahami sejak perkuliahan ini, kemampuan ini bisa jadi nantinya akan sangat dibutuhkan ketika seorang sarjana peternakan telah terjun kedunia kerja
.
Praktikum ini juga akan melatih kemampuan mahsiswa dalam menganaisa data-data yang didapatkan dan menyampaikannya dalam karya tulis ilmiah, karena selama ini banyak mahasiswa yang kurang mampu menyampaikan dengan baik data-data yang ia miliki terlebih lewat karya tulis. Tantangan dunia saat ini yang sejalan dengan kemajuan zaman dan perkembangan internet, hasil-hasil riset akan mudah diakses oleh siapapun yang membutuhkan, sehingga riset tersebut memiliki kebermanfaatan banyak tidak hanya bagi masyarakat yang ada disekitarnya tapi juga bagi masyarakat dunia.
Hijauan pakan yang dianalisa adalah pakan ternak kambing dimana kambing merupakan ternak yang menyukai berbagai jenis hijauan dibanding ternak ruminansia lain dan kambing lebih selektif dalam memilih makanannya sehingga diharpkan kita mampu mengetahui keragaman hijauan yang ada dikota Padang ini lewat pakan yang diambil dari beberapa peternakan kambing. Sampel ini nantinya akan diambil dari delapan peternak dan setiap peternak akan diambil lima titik sampling.
Di kota Padang meskipun daerah perkotaan namun banyak terdapat banyak peternak kambing, karena memang peternak masih mudah untuk mendapatkan pakan yaitu dari lokasi persawahan dan lahan kosong yang masih banyak terdapat di kota Padang. Kota padang juga memiliki daerah-daerah yang dekat dengan perbukitan, didaerah-daerah inilah banyak dijumpai beragam jenis hijauan sehingga banyak peternak kambing yang berlokasi dekat perbukitan ini. Dari dua jenis lokasi sumber hijauan bagi peternak (daerah persawahan dan perbukitan) tentunya memiliki keragaman hijauan yang sangat bervariasi. Hal ini menarik untuk diteliti komposisi jenis hijaun dan kondisi nutrisi dari hijauan tersebut.

1.2.      Tujuan Praktikum
Selain dari syarat dan kewajiban mahasiswa menuntaskan matakuliah ini, praktikum ini juga bertujuan agar mahasiswa mampu,
a)      Memahami teknik pengambilan sampel hijauan.
b)      Memahami teknik penyiapan contoh hijauan untuk anlisa kimia.
c)      Mengetahui keragaman jenis hijauan untuk pakan ternak kambing di kota 
    Padang
d)     Memahami cara perhitungan kandungan zat makanan berdasarkan BS, BKU
    dan BK
Nilai-nilai lain yang dapat diambil dari praktikum ini adalah  mahasiswa dituntut untuk mampu bekerja sama dan mampu bekerja secara propesional. Mahasiswa juga dilatih kedisiplinan,serta ketaataan dari instruksi yang disampaikan dalam peraturan dari awal praktikum,teknis praktikum sampai format pembutan laporan.
Inti dari kesemuanya adalah praktikum kali ini menjadi salah satu hal yang mampu melatih mahasiswa agar siap untuk menghadapi persaingan dunia kerja, baik siap dari segi pengetahuan, mental,nilai dan moral  mampu dari segi softskill nya.
II. BAHAN & PROSEDUR PELAKSANAAN
2.1. Bahan dan Peralatan
a.       Peralatan
ü  Alat pemotong hijauan: arit, sabit, gunting bunga, pisau
ü  Kantong plastik ukuran 3 kg: 20 lbr.
ü  Alat tulis: writing plate, buku catatan,ballpoint.
ü  Pakaian kerja: topi, sarung tangan, bajukerja, sepatu bot.
ü  Spidol permanen
ü  Karet atau benang pengikat kantong plastik
ü  Kamera
ü  Tatakan pemotong rumput
ü  Borang data

b.      Bahan
ü  Hijaun pakan kambing yang diambil di 8 lokasi dari 8 peternak kambing di kota
Padang
2.2. Prosedur Pelaksanaan
ü  Penetapan lokasi
Alamat :
Durian tarung, Nagari Pasar Ambacang, Kec Kuranji, Kota Padang.
ü  Pengambilan sampel
a)      Sampel diambil pada 5 titik yang berbeda
ü  Identifikasi komposisi botanis
a)      Ditimbang berat sampel. segar untuk setiap titk sampel (g)
S.1
S.2
S.3
S.4
S.5
b)      Kemudian dipisahkan tanaman berdasarkan jenis dan ditimbang pada setiap jenis tanaman dalam setiap titik sampling
Rumput dikeluarkan
Proses pmilihan
Proses pmilihan
Pelabelan
Hasil Pemisahan
ü  Penyiapan Sampel untuk Analisa
a)      Setelah rumput dipisah dan ditimbang setiap jenis, rumput tersebut dicacah (2-3cm)
b)      Disiapkan wadah pengeringan dari aluminum foil sebanyak 3 buah 20x10
c)      Penggabungan tanaman sejenis ( ada 19 jenis tanaman). Yang diambil adalah 8 jenis rumput dari yang terbanyak. Terdiri dari rumput pahit, daun akar, rumput banto, rumpur seranga, gamal, daun kedondong dan lain – lain (gabungan dari rumput yang jumlahnya sedikit)
ü  Pengeringan sampel
a)      Sampel dimasukkan (didalam aluminium foil) dimasukkan ke oven suhu 60o c sampai bisa digiling
ü  Penggilingan
ü  Analisa Kandungan Air dan Abu
III. HASIL & PENJELASAN

3.1. Keragaman pakan hijauan
Tabel 1. Keragaman jenis tanaman pakan ternak kambing di kota Padang
No
Nama tanaman
titik sampling (%)
1
2
3
4
5
1
Rumput pahit
30.54
28.83
27.2
34.38
31.8
2
Rumput banto
23.17
27.13
32.05
26.16
29.97
3
Rumput teki
2.08
2.14
2.42
5.5
2.26
4
Daun akar
8.16
4.71
6.58
5.48
5.36
5
Daun singkong
3.74
0
0
0
0
6
Rumput benggala
32.31
34.24
31.74
28.48
30.6
7
Rumput lado-lado
0
2.95
0
0
0
8
Lamtoro
0
0
0
0
0.02
Keterangan: *) nama umum atau nama lokal
Dari data hasil pengambilan sampel diatas dapat diketahui bahwa jenis hijauan yang diberikan kepada ternak kambing yang mendominasi adalah jenis-jenis rumput, tidak banyak terdapat legum atau dedaunan. Hal ini terjadi karena lokasi pegternakan kali ini berada pada daerah yang padat pemukiman warga dan dekat dengan lokasi persawahan dan lahan yangkosong, sehingga yang tumbuh adalah kebanyaka rumput dan sangat sedikit sekali ditemukan legum atau dedaunan yang pada umumnya memang banyak ditemukan di daerah-daerah perkebunandan dekat dengan perbukitan.
Dari data diatas dapat diketahui bahwa setiap titik yang diambil mempunyai keragaman jenis hiajuan. Sedangkan  hijauan yang paling dominan berturut-turut adalah rumput benggala,rumput pahit dan rumput banto. Rumput benggala menepati rata-rata yang paling tinggi dimana hal ini terjadi karena daerah disekitar peternakan  banyak ditumbuhi rumput benggala. Rumput ini ada yang sengaja ditanam oleh peternak kambing yang kami kunjungi dimana tujuan penanaman yang dilakukannya adalah mengisi lahan kosong agar dapat produktif dan rumput yang dihasilkan mampu memenuhi kesetabilan pemberian hijauan yang berkualitas adapula yang tumbuh liar di lahan-lahan kosong serta area dekat persawahan. Rumput P. maximum atau rumput benggala telah tersebar di daerah tropis. Rumput ini tidak diragukan lagi yang terbaik di Asia Tenggara sebagai rumput pastura atau diintegrasikan dengan karet dan lamtoro (L.’Tmannetje dan Jones, 1992)
Sedangkan rumput pahit (Axonopus compressus) menempati rata-rata kedua, dikarenakan rumput ini memang mudah tumbuh dimanapun terutama daerah dataran yang tidak terisi oleh tanaman. Sehingga rumput ini menjadi rumput yang mudah didapatkan sebagai salah satu rumput yang digunakan dalam memenuhi kebutuhan hijauan ternak kambing, karena juga cukup disukai oleh ternak kambing.
Sedangkan hijaun yang paling sedikit ditemukan di setiap titik adalah daun lamtoro (Leucaena leucocephala), hal ini dimungkinkan karena kondiri peternakan yang berada di area yang lumayan padat pemukiman dan mengandalkan daerah-daerah persawahan yang mana ini bukanlah habitat tumbuhnya lamtoro atau legum lainnya.
            Begitu juga halnya dengan dengan daun ubi, didaerah ini singkong ditanam khusus untuk dijadikan tanaman pangan manusia, sehingga persediaannya untuk ternak hanyalah sisa batang-batang muda daun ubi yang tersisa dan dijadikan makan tambahan dari kambing di peternakan ini.

3.2. Hasil analisis kandungan air dan abu
Tabel 2. Data hasil analisa kandungan air dan abu
No
Nama tanaman
Air (%)
Bahan kering (%)
Abu (%)
BS
BKU
BS
BKU
BS
BKU
BK
1
Rumput Pahit
53.74
5.58
46.26
94.42
6.04
12.30
12.76
2
Daun Akar
85.87
6.29
14.13
93.71
1.84
12.19
12.98
3
Rumput Banto
76.59
4.89
23.41
95.11
2.90
11.79
12.46
4
Rumput Benggala
86.38
4.27
13.62
95.73
2.02
14.19
14.68
5
Rumput Seranga
83.68
4.68
16.32
95.32
1.79
10.42
10.78
6
Gamal
76.86
4.51
23.14
95.49
1.87
7.70
8.24
7
Daun Kedondong
71.63
4.97
28.37
95.03
1.57
5.32
5.65
8
Lain-lain
76.52
4.64
23.48
95.36
2.24
8.95
8.91

Rataan
76.41
4.98
23.59
95.02
2.53
10.36
10.81
            Hasil perhitungan kadar air dan kadar abu semua sampel yang dikumpulkan dari 8 peternak yang ada Kota Padang diatas menunjukkan bahwa setiap jenis hijauan memiliki kadar abu,bahan kering dan kadar air yang berbeda.
            Untuk memudahkan memahami tabel diatas berikut diagram presentase air,bahan kering dan abu berdasarkan berat segar dan berat kering udara,
1.      Diagram persentase Air,BK dan Abu berdasarkan berat segar (BS) hijauan
Dari tabel berdasarkan berat segar (BS) diatas hiajaun yang memiliki persentase
a.       Kadar air yang paling tinggi adalah rumput benggala yaitu sebesar 86.38% diikuti dengan Daun akar  85.87%.
b.      Kadar Bk dan Abu yang paling tinggi adalah Rumput pahit yaitu 46.26% dan 6.04%

2.      Berikut persentase Air,BK dan Abu berdasarkan berat kering udara (BKU)
            Dari diagram diatas persentase,
a.       Kadar air yang paling tinggi adalah Daun akar yaitu 6.29%
b.      Kadar BK dan abu adalah rumput benggala yaitu sebesar 95.73% dan 14.19%

3.      Presentase Abu berdasarkan berat kering (BK)
            Rumput benggala (Panicum. Maximum) memiliki kadar abu yang paling tinggi dibandingkan dengan rumput yang lain. Hal ini menunjukkna bahwa rumput benggala memiliki banyak kandungan mineral didalamnya. Dan pada diagram sebelumnya persentase air tertinggi berdasarkan berar segar rumput benggala memiliki persentase tertinggi,juga pada persentase kadar bahan kering (BK) dan kadar abu berdasarkan berat kering udara (BKU). Hal ini sejalan dengan pernyataan L.’Tmannetje dan Jones, 1992, Rumput P. maximum atau rumput benggala telah tersebar di daerah tropis. Rumput ini tidak diragukan lagi yang terbaik di Asia Tenggara sebagai rumput pastura.









IV. KESIMPULAN


1.      Setiap daerah memiliki potensi jenis hijauan yang berbeda-beda dengan daerah lain, tergantung dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya
2.      Setiap jenis hijaun mengandung unsur nutrien yang meimiliki persentase yang berbeda-beda
3.      Hijaun yang memiliki persentase nutien terbaik adalah hijaun yang memiliki Berat Kasar tertinggi, yaitu berat kasar berdasarkan berat segar (BS) dan berdasarkan berat kering udara (BKU).
4.      Persentase Kadar air yang paling tinggi berdasarkan berat segar adalah rumput benggala yaitu sebesar 86.38% diikuti dengan Daun akar  85.87%.
5.      Kadar Bk dan Abu yang paling tinggi berdasarkan berat segar  adalah Rumput pahit yaitu 46.26% dan 6.04%
6.      Persentase kadar air yang paling tinggi berdasarkan berat kering udara adalah Daun akar yaitu 6.29%
7.      Persentase kadar BK dan abu berat kering udara adalah rumput benggala yaitu sebesar 95.73% dan 14.19%
8.      Rumput benggala memiliki persentase tertinggi Air,BK dan Abu, menunjukkan kandungan nutrisi rumput benggala lebih baik dari jenis hijauan lain pada pengujian,





V. DAFTAR PUSTAKA

L.T’MANNETJE and R. M. JONES., 1992. Forages (Edi). Plant Resource of South-East  
         Asia (PROSEA). No.4. Wageningen, Netherlands and Bogor Indonesia.




















LAMPIRAN 1.  Data pengambilan sampel tiap titik             Lokasi: Durian tarung, Nagari Pasar Ambacang, Kec Kuranji, Kota Padang.
Titik sampling 1:
1
Nama tanaman
Berat segar , g
2
Rumput Pahit
147.10
3
Rumput Banto
111.60
4
Rumput Teki
10.00
5
Daun Akar
39.30
6
Daun Singkong
18.00
7
Rumput Benggala
155.60
8


9


10


11


12


13


14


15



Jumlah
481.60




Titik sampling 2:
No.
Nama tanaman
Berat segar , g
1
Rumput Pahit
202.10
2
Rumput Banto
190.20
3
Rumput Teki
15.00
4
Daun Akar
33.00
5
Rumput Benggala
240.00
6
Rumput Lado-lado
20.70
7


8


9


10


11


12


13


14



Jumlah
701





Titik sampling 3:
No.
Nama tanaman
Berat segar , g
1
Rumput Pahit
190.10
2
Rumput Banto
22.40
3
Rumput Teki
16.90
4
Daun Akar
46.00
5
Rumput Benggala
221.80
6


7


8


9


10


11


12


13


14



Jumlah
497.20



Titik sampling 4:
No.
Nama tanaman
Berat segar , g
1
Rumput Pahit
200.00
2
Rumput Banto
152.20
3
Rumput Teki
32.00
4
Daun Akar
31.90
5
Rumput Benggala
165.70
6


7


8


9


10


11


12


13


14



Jumlah
581.80








Titik sampling 5:
No.
Nama tanaman
Berat segar , g
1
Rumput Pahit
191.00
2
Rumput Banto
180.00
3
Rumput Teki
13.60
4
Daun Akar
32.20
5
Rumput Benggala
183.80
6
Lamtoro
0.10
7


8


9


10


11


12


13


14



Jumlah
600.7


(File: Format laporan sampling hijauan022015Pdg)


Reviewed by DEDEK HAMASAH on 10.46.00 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.